TEORI DRAMA
Pementasan yang
memerankan beberapa karakter tokoh dalam sebuah naskah itulah disebut
pementasan drama, Pernah dapat sebuah materi bahasa indonesia yang
berjudul drama? Saya yakin pasti jawabannya sudah. Kebanyakan orang
senang menyaksikan sinetron yang ada di televisi, itulah salah stu
contoh sebuah drama. nah...dalam pelajaran bahasa indonesia kelas XI
pasti kita akan mengulas sebuah materi drama dan belajar praktek
drama, asyik kan...? sebelum di praktekan kita harus tahu teori
tentang drama, mari kita simak materi tentang drama terlebih dahulu
di bawah ini.
Drama adalah
karya seni berupa dialog yang dipentaskan. Drama adalah salah satu
metode penyampaian pesan melalui dialog kepada penonton.
Menurut
jenisnya, pementasan drama dapat digolongkan menjadi empat macam
yaitu drama tragedi, drama komedi, melodrama, dan dagelan.
1.
Drama tragedi adalah drama yang melukiskan kisah sedih.
Tokoh-tokohnya menggambarkan kesedihan. Tokoh dalam drama tragedi ini
disebut tragic hero artinya pahlawa yang mengalami nasib tragis.
2.
Drama komedi adalah drama yang bersifat menghibur, di dalamnya
terdapat dialog kocak yang bersifat menyindir , dan biasanya berakhir
dengan kebahagiaan. Tokoh-tokoh dalam drama jenis ini biasanya tolol,
konyol, atau bijaksana tetapi lucu.
3. Melodrama adalah cerita
yang sentimental. Artinya tokoh dan cerita yang disuguhkan
mendebarkan dan mengharukan. Tokoh dalam jenis drama ini biasanya
digambarkan hitam-putih. Tokoh jahat digambarkan serba jahat,
sebaliknya tokoh baik digambarkan sangat sempurna baiknya hingga
tidak memiliki kesalahan dan kekurangan sedikit pun.
Adapun unsur-unsur drama adalah:
1. Tema
2. Setting atau
Latar
3. Alur atau Plot
4. Penokohan atau Perwatakan
5.
Amanat
6. Bloking dan Akting
7. Tata Pentas.
Dalam
Kurikulum 2006, analisis drama banyak diarahkan pada analisis tentang
penokohan.
Tokoh dalam drama dapat diklasifikasikan menjadi
beberapa kelompok, yaitu:
1. Berdasarkan peran terhadap jalan
cerita, ada tokoh protagonis, tokoh antagonis, dan tokoh
tritagonis.
a. Tokoh protagonis adalah tokoh utama cerita yang
pertama-tama menghadapi masalah. Tokoh ini biasanya didudukkan
penulis sebagai tokoh yang memperoleh simpati pembaca/penonton karena
memiliki sifat yang baik.
b. Tokoh antagonis adalah tokoh
penentang tokoh protagonis.
c. Tokoh tritagonis disebut juga
tokoh pembantu, baik membantu tokoh protagonis maupun antagonis.
2.
Berdasarkan peran dalam lakon serta fungsinya, ada tokoh sentral,
tokoh utama, dan tokoh pembantu.
a. Tokoh sentral adalah
tokoh-tokoh yang paling menentukan gerak lakon. Tokoh sentral
merupakan biang keladi pertikaian. Dalam hal ini tokoh sentral adalah
tokoh protagonis dan tokoh antagonis.
b. Tokoh utama adalah
pendukung atau penentang tokoh sentral. Mereka dapat berperan sebagai
perantara tokoh sentral. Dalam hal ini, yang berperan sebagai tokoh
utama ialah tokoh tritagonis.
c. Tokoh pembantu yaitu tokoh-tokoh
yang memegang peran pelengkap atau tambahan dalam mata rantai cerita.
Kehadiran tokoh pembantu ini hanya menurut kebutuhan cerita. Tidak
semua lakon drama menghadirkan tokoh pembantu.
Mengenal dan
memahami tokoh mutlak dilakukan oleh calon pemeran, sebab akan
memungkinkannya mengenal benar hubungan tokoh yang akan diperankannya
dengan tokoh-tokoh lainnya. Dengan demikian, akan memperjelas sifat
dan perilaku tokoh yang harus diperankannya.
Membaca naskah dan
memahami tokoh harus diikuti dengan latihan pementasan.
Latihan-latihan ini meliputi:
1. latihan sikap, gerak atau
perbuatan agar tidak canggung, tidak kaku , dan tidak overacting,
2.
latihan blocking (perpindahan dari satu tempat ke tempat lain),
3.
latihan dialog (pembicaraan dengan tokoh lain) secara tepat,
4.
latihan gesture (gerakan tangan dan kaki) secara wajar,
5. latihan
vokal dengan artikulasi yang tepat,
6. latihan menggambarkan
watak secara wajar,
7. latihan mimik (ekspresi wajah) sehingga
agar meyakinkan penonton,
8. latihan pantomimik (gerakan-gerakan
tubuh), dan
latihan memanfaatkan segala properti dan situasi
pentas dengan baik.
Yang perlu dipahami, dialog pemain tidak
harus sama persis dengan yang tertulis dalam teks. Pemain boleh saja
menambahi atau mengurangi agar tercapai tingkat penjiwaan yang lebih
tinggi.
14 Maret 2013
trims atas infonya
BalasHapusMakasih banyaj
BalasHapusTerimakasih,materi ini sangat membantu saya...��
BalasHapusterima kasih banyak :)
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusmakasi gan
BalasHapusSama sama
BalasHapusJenis drama bedarsakan sarana pementasannya
BalasHapusMantap
BalasHapus