Selasa, 29 Oktober 2013

Artikel dan Langkah Membuat Atikel pada Majalah Dinding


       Dalam pembahasan artikel, pasti sedikit terlintas dengan materi berita, artikel dan berita memiliki perbedaan tipis. Jadi, jangan salah tafsir bahwa artikel sama dengan berita. Dilihat dari pengertiannyapun sudah berbeda. Mari kita simak perbedaan serta pengertian berita di bawah ini.
Artikel adalah suatu berita yang berupa informasi-informasi tentang sesuatu hal untuk menambah ilmu pengetahuan yang bersifat tetap / permanen dalam jangka waktu lama.
Berita adalah suatu berita yang berupa informasi-informasi tentang sesuatu hal untuk menambah ilmu pengetahuan yang bersifat sementara.
Ciri-ciri atau perbedaan artikel dan berita :
1. Artikel bersifat tetap, sedangkan berita bersifat sementara.
2. Artikel berupa ilmu pengetahuan, sedangkan berita bukan berupa ilmu              pengetahuan.
3. Artikel dan berita ulasannya bisa panjang/pendek.
Penulisan artikel dibedakan menjadi dua, yaitu artikel ilmiah dan artikel nonilmiah. Artikel ilmiah ditulis berdasarkan hasil penelitian ilmiah dan disajikan kembali dengan sistematika penulisan ilmiah. Sementara itu, artikel nonilmiah lazim disebut esai. Artikel seperti ini dapat dibacadi majalah atau di surat kabar. Ciri artikel nonilmiah adalah disajikan dalam bentuk karangan bebas (tidak dengan sistematika penulisan ilmiah).
Artikel yang berada di surat kabar dan majalah pada umumnya dapat digolongkan sebagai karangan eksposisi yaitu isinya berupa penjelasan-penjelasan yang bersifat informatif tentang berbagai aspek kehidupan, seperti pendidikan, agama, keuangan, kesehatan dll.
Artikel juga dapat digolongkan sebagai karangan argumentasi, karangan ini pada umumnya bertujuan untuk meyakinkan pembaca akan pendapat atau sikap pengarang tentang suatu hal, pengarang biasanya mengemukakan fakta-fakta, analisis fakta-fakta itu dan kesimpulan berdasarkan analisis tersebut. Semua ini merupakan argumentasi yang digunakan oleh pengarang untuk meyakinkan pembaca.
Mengingat pentingnya latihan menulis artikel ini, maka perlu adanya rencana untuk membuat majalah dinding. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan majalah dinding adalah sebagai berikut.

No
Dasar
Penjelasan
1
Jarak Pandang


Majalah dinding harus dapat dibaca jelas pada jarak + 2m.
2
Layout (tata letak) Tata letak untuk majalah dinding jangan hanya memperhitungkan segi seni/keindahan, tetapi utamakan kenyamanan dan kejelasan membaca.
3
Ukuran Majalah dinding + berukuran 60x80 cm, atau disesuaikan tempat.
4
Isi artikel Artikel harus bersifat netral atau tidakada tujuan memihak siapapun.
5
Tema Setiap majalah dinding yang dibuat harus fokus pada satu tema, misalnya lingkungan, sosial, seni, musik, dan lain-lain.
6
Pembaca Isi artikel dalam majalah didnding harus disesuaikan dengan calon pembaca.
7
Bahasa Agar terbiasa dengan bahasa baku, usahakan setiap tulisan menggunakan bahasa baku yang tetap menarik
8
Isi mading Opini, Fakta, problematika masalah pelajar dan penyelesaiannya, TTS, pengetahuan baru secara teori atau keterampilan, karikatur, sastra, pojok (berisi humor, pesan, tulisan singkat), dan lain-lain.

Paragraf Deduktif dan Induktif

   Sebelum kita membuat sebuah Paragraf maka kita harus tahu dulu tentang pengertian paragraf dan ketentuan sebuah paragraf. Sebelum masuk dalam materi paragraf terlebih dulu kita harus tahu yang namanya kalimat. Pengertian kalimat adalah beberapa rangkaian kata yang menjadi satu arti baru. Kalimat ditandai atau diakhiri dengan tanda titik (.), sedangkan pengertian paragraf adalah kumpulan beberapa kalimat yang menjadi satu kesatuan dan memiliki satu gagasan utama. Dapat disebut paragraf minimal terdiri dari lima kalimat.

Paragraf dapat diklasifikasikan berbagai hal. Berdasarkan pola penalarannya paragraf dibedakan menjadi dua, yaitu paragraf deduktif dan paragraf induktif.
Dalam sebuah paragraph tersebut terdapat yang namanya kalimat utama dan kalimat penjelas,
  1. Kalimat Utama kalimat yang mengandung gagasan utama. Adapun yang disebut gagasan utama adalah gagasan yang menjadi dasar pengembangan suatu paragraph.
  2. Kalimat Penjelas adalah kalimat yang mengandung gagasan penjelas, adapun yang dimaksud dengan gagasan penjelasadalah gagasan yang menjelaskan suatu gagasan utama.
Paragraf Deduktif
Paragraf Deduktif adalah paragraf yang gagasan utamanya atau ide pokoknya berada di depan atau bisa dikatakan gagasan utamanya terdapat pada kalimat utama dalam sebuah paragraf.

Paragraf Induktif
Paragraf Induktif adalah paragraf yang gagasan utamanya atau ide pokoknya berada di belakang atau bisa dikatakan gagasan utamanya terdapat pada kalimat terakhir dalam satu paragraf.

Contoh : 

        MAN 2 Banjarnegara adalah madrasah yang disiplin. Tata tertib di madrasah dibuat untuk menertibkan para siswa MAN 2 Banjarnegara. Banyak tata tertib salah satunya adalah tentang kerapian dalam berpenampilan dan berseragam. Mereka yang mengenakan seragam tidak sesuai dengan tata tertib maka akan langsung diberi sangsi di tempat.kedisiplinan yang lain adalah para siswa tidak dierbolehkan untuk membawa hp saat jam pelajaran berlangsung, jika ada salah satu siswa yang melanggar maka hp langsung disita. Masih banyak sangsi lain yang ada di MAN 2 Banjarnegara, tegasnya sagsi yang di jalankan setiap harinya hingga MAN 2 dapat mewujudkan menjadi madrasah yang disiplin tinggi. Bentuk kedisiplinan di MAN 2 Banjarnegara itu dapat terlaksana karena dukungan seluruh keluarga besar MAN 2 Banjarnegara.
      Dalam sebuah tata tertib yang telah ditetapkan terkadang ada saja siswa siswi yang melanggar untuk menentang tata tertib yang ada. Banyak juga siswa yang melanggar seperti, siswi yang harusnya mengenakan jilbab tebal sesuai standar yang ditentukan sekolah namun mereka lebih memilih membeli jilbab yang tipis dan transparan. Pelanggaran yang dilakukan siswa mengenakan celana yang dibuat model pensil. Ada juga satu tata tertib yang sering dilakukan siswa siswi MAN 2 Banjarnegara, yaitu mereka sudah tahu masuk sekolah dan pintu gerbang ditutup jam 0.700 WIB, namun masih saja ada yang berangkat terlambat, bila ditanya banyak sekali dan bermacam alasan yang terucap. Walaupun banyak tata tertib dan menerapkan disiplin tinggi, namun ada sedikit pelanggaran yang dilakukan oleh siswa MAN 2 Banjarnegara.





Selasa, 01 Oktober 2013

Mengenal Esai


Apa itu esai? Esai adalah karangan prosa yang membahas suatu masalah secara sepintas dari sudut pandang pribadi penulisnya. Esai sebagai satu bentuk karangan dapat bersifat informal dan formal. Esai informal mempergunakan bahasa percakapan, dengan bentuk sapaan “saya” dan seolah-olah ia berbicara langsung dengan pembacanya. Adapun esai yang formal pendekatannya serius. Pengarang mempergunakan semua persyaratan penulisan. 

Tipe-tipe Esai 
Ada enam tipe esai, yaitu : 
  1. Esai Deskriptif. Esai jenis ini dapat meluliskan subjek atau objek apa saja yang dapat menarik perhatian pengarang. Ia bisa mendeskripsikan sebuah rumah, sepatu, tempat rekreasi dan sebagainya. 
  2. Esai Tajuk. Esai jenis ini dapat dilihat dalam surat kabar dan majalah. Esai ini mempunyai satu fungsi khusus, yaitu menggambarkan pandangan dan sikap surat kabar/majalah tersebut terhadap satu topik dan isyu dalam masyarakat. Dengan Esai tajuk, surat kabar tersebut membentuk opini pembaca. Tajuk surat kabar tidak perlu disertai dengan nama penulis. 
  3. Esai Cukilan Watak. Esai ini memperbolehkan seorang penulis membeberkan beberapa segi dari kehidupan individual seseorang kepada para pembaca. Lewat cukilan watak itu pembaca dapat mengetahui sikap penulis terhadap tipe pribadi yang dibeberkan. Disini penulis tidak menuliskan biografi. Ia hanya memilih bagian-bagian yang utama dari kehidupan dan watak pribadi tersebut. 

Jumat, 27 September 2013

Rangkuman dan Ikhtisar


Pengertian Rangkuman dan Ikhtisar
            Rangkuman merupakan hasil kegiatan merangkum. Rangkuman dapat diartikan sebagai suatu hasil merangkum atau meringkas suatu tulisan atau pembicaraan menjadi suatu uraian yang lebih singkat dengan perbandingan secara proporsional antara bagian yang dirangkum dengan rangkumannya (Djuharni, 2001). Rangkuman dapat pula diartikan sebagai hasil merangkai atau menyatukan pokok-pokok pembicaraan atau tulisan yang terpencar dalam bentuk pokok-pokoknya saja.
            Rangkuman sering disebut juga ringkasan, yaitu bentuk ringkas dari suatu uraian atau pembicaraan, sedangkan ikhtisar disebut juga intisari dari suatu uraian atau pembicaraan. Pada tulisan jenis rangkuman, urutan isi bagian demi bagian, dan sudut pandang (pendapat) pengarang tetap diperhatikan dan dipertahankan. Hal itu berbeda dengan ikhtisar. Ikhtisar juga merupakan bentuk ringkas dari suatu uraian atau pembicaraan, namun dalam pembuatannya tidak perlu mempertahankan urutan isi dari suatu karangan secara proporsional. Penulisan ikhtisar bisa saja langsung tertuju pada pokok permasalahan. 

Cara Membuat Rangkuman dan Ikhtisar
            Merangkum atau meringkas suatu bacaan bertujuan untuk menguji kemampuan penulis pemula dalam menemukan pokok-pokok permasalahan sebuah tulisan, kemudian menyusun kembali dalam sebuah tulisan yang lebih ringkas. Di dalam membuat suatu rangkuman, penulis bisa langsung mengemukakan isi suatu uraian atau pembicaraan itu tanpa harus menggunakan kalimat penyambung. Yang dimaksud dengan kalimat penyambung itu adalah menggunakan pernyataan dengan kata-kata:
“Pada buku yang berjudul Terampil Meringkas, pengarang memulai dengan penjelasan tentang masalah menulis ringkasan bagi para penulis pemula sebagai berikut.”
Atau
“Pengarang buku yang berjudul Ayo Menulis memulai uraiannya dengan menyebutkan hal-hal sebagai berikut.”
            Kalimat penyambung dalam sebuah rangkuman seperti contoh di atas tidak diperlukan. Penulis dapat langsung melakukan kegiatan mencari pokok-pokok permasalahan terhadap tulisan yang akan dirangkum sesuai dengan tulisan yang telah dibaca dan dipahami. Pokok-pokok permasalahan dalam sebuah tulisan dapat diambil dari kalimat-kalimat utama dalam setiap paragraf. Kalimat-kalimat utama tersebut selanjutnya